Check out more of our news
Cicilan Rumah KPR dan Contoh Simulasi Perhitungannya
25 November 2024 | Waktu baca 3 menit
Besar angsuran atau cicilan rumah KPR biasanya akan diinformasikan langsung oleh developer atau saat akad dengan bank dilakukan. Tapi, kamu bisa menghitung atau memperkirakan sendiri besar cicilanmu berdasarkan tenornya. Dengan begitu, kamu tahu berapa harga rumah yang sesuai dengan bujetmu.
Untuk memahami lebih jauh tentang cicilan rumah dan cara memperkirakan nilainya, simak penjelasannya berikut ini!
Baca juga: Panduan Lengkap KPR
Untuk memahami perhitungan angsuran KPR, mari kita buat asumsi. Anggaplah kamu akan mengambil rumah KPR dengan harga Rp300 juta dengan DP sebesar 15% dari harga rumah. Dengan tenor pinjaman selama 10 tahun menggunakan bunga flat (tetap) sebesar 10%, maka cicilanmu adalah:
Pokok Pinjaman = Harga Rumah – DP = Rp300 juta – (15% x Rp300 juta) = Rp255 juta.
Cicilan Bulanan = P x I x t / jumlah bulanan
P = Plafon
i = Besar suku bunga
t = tenor
Jika merujuk pada contoh di atas, maka besaran angsuran yang harus kamu bayar per bulannya adalah sebagai berikut:
Rp255.000.000 x 10% x 10 / 120 bulan = Rp3.369.844 per bulan.
Pada dasarnya, besaran bunga yang diberlakukan oleh setiap bank berbeda-beda. Ini tergantung pada kebijakan bank tempat kamu mengambil kredit KPR. Kamu harus memahami dengan baik bagaimana sistem bunga yang dikenakan dan berapa besar cicilanmu nanti. Dengan begitu, kamu tidak akan terkejut jika sewaktu-waktu ada perubahan pada besar cicilanmu.
Ada beberapa sistem bunga yang digunakan oleh bank di Indonesia untuk produk kredit yang mereka sediakan. Sistem bunga tersebut antara lain adalah:
Seperti namanya, suku bunga tetap nilainya akan sama dari awal sampai akhir tenor. Meskipun suku bunga Bank Indonesia mengalami kenaikan, besar cicilan KPR-mu akan tetap sama.
Berlawanan dengan suku bunga tetap, suku bunga mengambang atau floating berubah sesuai dengan kebijakan suku bunga dari Bank Indonesia. Jika suku bunga acuan naik, cicilanmu akan naik, begitu juga sebaliknya.
Suku bunga hybrid menggabungkan antara suku buga flat dengan floating. Jadi, selama beberapa tahun awal kamu harus membayar cicilan dengan bunga flat. Sementara di sisa cicilan, nilai angsuranmu akan berubah sesuai dengan suku bunga yang diberlakukan oleh Bank Indonesia.
Seperti yang kita ketahui, besarnya penghasilan sangat menentukan berapa plafon dan tenor pinjaman yang bisa diberikan bank. Kamu bisa menghitung berapa cicilan maksimal yang bisa kamu peroleh dengan menghitung penghasilanmu saat ini. Simak beberapa contoh kasus berikut ini!
Jika dengan gaji Rp5 juta, anggaplah kamu ingin membeli rumah KPR dengan tenor 20t ahun dan bunga tetap 10%. Jumlah cicilan maksimal per bulan adalah 30% dari total penghasilan alias Rp1.500.000. Maka data KPR-mu adalah sebagai berikut:
Dengan asumsi DP 20%, tenor 20 tahun dan bunga tetap 10%, maka besaran cicilan untuk rumah KPR seharga Rp300 juta adalah sebagai berikut:
Dengan asumsi DP 20%, tenor 20 tahun dan bunga tetap 10%, maka besaran cicilan untuk rumah KPR seharga Rp800 juta adalah sebagai berikut:
Perlu diketahui bahwa perhitungan di atas hanya gambaran secara kasar saja. Nilai cicilan sebenarnya tetap bergantung pada perhitungan yang ditetapkan oleh bank. Untuk lebih mempermudah melihat cicilan KPR, kamu juga bisa langsung melihatnya pada halaman Kalkulator KPR.
Untuk memudahkanmu dalam mengajukan KPR dan Pindah KPR, kamu bisa menggunakan platform IDEAL. Lewat IDEAL, mengajukan KPR ke 3 bank sekaligus jadi lebih mudah, semudah menggerakkan ujung jari saja. Kalau kamu ingin memperkirakan besaran cicilanmu, IDEAL juga menyediakan kalkulator KPR yang bisa kamu gunakan. Unduh aplikasinya sekarang juga!